Senin, 31 Maret 2008

Inspirasi Hari Ini

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.
Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat.

Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu minta pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.

Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa.
Ia ingin segera berhenti.
Pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan.

Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.
Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.
Sungguh s aya ng ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.
" Rumah ini adalah rumah kamu," kata sang pemilik perusahaan.
" Hadiah dari s aya sebagai penghargaan atas pengabdian kamu selama ini."

Betapa terkejutnya si tukang kayu.
Betapa malu dan menyesalnya.
Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.

Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang aneh.

Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengup aya kan yang terbaik.
Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik.

Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya, sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun.

Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Hidup adalah proyek yang kita kerjakan sendiri.

Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri
jauhke dalam diri kita masing-masing. Karena KITA-LAH YANG MENJALANI semua ini.Bukan orang lain.

" Seorang bijak pernah mengatakan demikian :
Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu.
Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu.
Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu.
Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu.
Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu.
Di atas semua itu, amatilah dirimu sendiri.
Hanya mereka yang mengenal dirinya-lah yang akan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. "

Kamis, 27 Maret 2008

Five Key Elements for a Healthy Body

by: Marie Watson

With so many different obstacles in our way today it’s essential to do the things that are necessary to keep our bodies in top condition. Between diseases and pollution in our air and water, we must stay tuned into the needs of our bodies in order to assure a long and healthy life. Making the right choices in these areas will allow us to remain happy and productive many years past retirement.

1. Get plenty of sleep

Being well-rested is one of the most important elements in maintaining a healthy body. Sleep deprivation whether purposely or the result of insomnia can cause your body to become tired, fatigued, and run down. This lends its way to an invasion of many infections because of a compromised immune system. Sleep is the body’s best defence, so you need to make sure you obtain what your body needs. Each person requires on average between six and eight hours of sleep nightly, although some may function on as little as five hours while others need up to ten hours.

2. Exercise regularly

Besides having the ability to boost the metabolism, exercise also helps the body sleep most restfully. Whether you do a complete workout or just take a walk several times during the day, you will feel much better by participating in some kind of exercise. That doesn’t mean you have to do something boring—you can swim, bicycle, play tennis, ski, water ski, or do any other type of activity that you enjoy. The important thing is to make sure you do it regularly.

3. Eat healthy foods

In order to maintain a body that is healthy and active all of your life, you need to learn how to eat foods that are good for you. Certainly that high fat, high calorie burger from the local fast food place tastes good, but it is not good for you. You need to develop the habit of eating lean protein, steamed or raw vegetables, fresh fruits, and carbohydrates containing a low glycemic index such as whole grain cereals, brown rice, and wheat bread and pasta. That doesn’t mean you have to give up sweet desserts and snacks for good, but you need to learn to eat them in moderation.

4. Maintain a normal weight

Having excess weight puts a strain on both the heart and the back. In order to assure that you can stay active and do the things you enjoy, you need to make sure your weight is within normal range. If you are overweight but think you are still healthy, you need to review the things you are able to do compared to some of the things you used to be able to do. Certainly you are older which causes some difference, but your weight definitely has a detrimental effect on the level of activities in which you are able to participate.

5. Make sure you have an adequate supply of essential nutrients

No matter how many healthy foods we eat, it is likely we are not getting all of the nutrients we need. This is especially true of the Omega-3 Fatty Acids that help us maintain the health of our hearts. Although this nutrient is found in fish, few of us can eat enough fish to compensate, so we need to supplement this deficiency with fish oil supplements. The same holds true of many other nutrients such as Calcium, Iron, Folic Acid, and the B vitamins just to name a few.

A healthy lifestyle will help us keep our bodies healthy into our golden years, and following these tips will certainly help you in that process. You don’t need to give up your favourite foods to be healthy, but you do need to make sure you eat unhealthy foods in moderation. You also want to make sure to get enough sleep, exercise regularly, and supplement your diet with important vitamins and minerals.

Selasa, 25 Maret 2008

Mandikan aku Bunda!!

Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang Dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap Dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika. Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di UniversiteitUtrecht , Belanda,
Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.
Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' Dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama Dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap Hari IA terbang dari satu kotake kotalain, Dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah is Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal?'' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul IA buktikan. Perawatan Dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter Mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas Dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar Dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, Dan uang yang banyak. ''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.''
Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani Dan suaminya kembali menagih pengertian
anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata
Rani, IA tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, IA jarang sekali
ngambek.
Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.

Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu Hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan
saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan Dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya.
Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani Dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.


Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam Dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.


Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya.
Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.


Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh is kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi.
Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?''
Saya diam saja.

Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut
Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak.Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua. Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.

Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya.
Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.

Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.

Pelajaran yang sangat menyedihkan.

Semoga yang membacanya bisa mengambil makna yang terkandung dalam kisah tsb.

Senin, 24 Maret 2008

Gaji Papa Berapa???

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,
Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu
untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika
ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa
dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo
satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa
digaji Rp.

40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan
Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.
5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau
sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.
15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka
setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.
5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu
erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan
harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan
anaknya.

Selasa, 18 Maret 2008

Holiday Facial Fitness

by: R. Forrest-Young

It’s the time of year when the weather has changed and you’re busy running around, caught up in the hustle and bustle of the holiday rush. Along with having parties and making sure things around the home and office are filled with plenty of holiday cheer, you continue with your normal chores of paying bills, helping with homework, attending school functions and household upkeep. You’re probably doing a lot more in the day and getting a lot less sleep at night. Needless to say, this creates a lot of wear and tear on your mind, body and face. Yes, your face!

It’s no secret that added stress and less rest can cause you to feel and look worn out. You may have found that your face is starting to reveal signs of holiday fatigue. Puffiness and dark circles under the eyes, as well as a change in texture and clarity of your skin from lack of adequate rest, cold weather and wind, can put a damper on your seasonal celebrations. You need facial rejuvenation and you need it now!

The fastest, easiest and cheapest way to get back your facial glow or achieve a glow that you never had is by facial stimulation and massage. This technique has worked wonders on countless faces across the globe and was actually part of the beauty regiments of many ancient civilizations. What’s even better is that this is something you yourself can do for free. You don’t have to go to some doctor for surgery or injections nor do you have to go to a massage parlor or salon.

Studies show that stimulating your face with certain patterns of finger tapping and massage improves skins clarity and texture, prevents and reduces wrinkles and breakouts as well as reduces swelling. What you are doing is stimulating and waking up cells that have become dormant beneath the skins layers. This produces a lifting effect and promotes a firm and supple face. You are also unblocking and clearing clogged cells which increases the blood flow and circulation, thus, giving you a glowing and refreshed face in a matter of days. A noticeable improvement is often seen after the first day. Experts have said it restores a lost youthfulness to the face and can even give the appearance of having a facelift.

Facial stimulation and massage should become a part of your daily beauty routine during the holidays and everyday. It’s fast, free and easy, yet it yields great results. Try it and you’ll never have a dull face again.

Jumat, 07 Maret 2008

Holiday Facial Fitness

It’s the time of year when the weather has changed and you’re busy running around, caught up in the hustle and bustle of the holiday rush. Along with having parties and making sure things around the home and office are filled with plenty of holiday cheer, you continue with your normal chores of paying bills, helping with homework, attending school functions and household upkeep. You’re probably doing a lot more in the day and getting a lot less sleep at night. Needless to say, this creates a lot of wear and tear on your mind, body and face. Yes, your face!

It’s no secret that added stress and less rest can cause you to feel and look worn out. You may have found that your face is starting to reveal signs of holiday fatigue. Puffiness and dark circles under the eyes, as well as a change in texture and clarity of your skin from lack of adequate rest, cold weather and wind, can put a damper on your seasonal celebrations. You need facial rejuvenation and you need it now!

The fastest, easiest and cheapest way to get back your facial glow or achieve a glow that you never had is by facial stimulation and massage. This technique has worked wonders on countless faces across the globe and was actually part of the beauty regiments of many ancient civilizations. What’s even better is that this is something you yourself can do for free. You don’t have to go to some doctor for surgery or injections nor do you have to go to a massage parlor or salon.

Studies show that stimulating your face with certain patterns of finger tapping and massage improves skins clarity and texture, prevents and reduces wrinkles and breakouts as well as reduces swelling. What you are doing is stimulating and waking up cells that have become dormant beneath the skins layers. This produces a lifting effect and promotes a firm and supple face. You are also unblocking and clearing clogged cells which increases the blood flow and circulation, thus, giving you a glowing and refreshed face in a matter of days. A noticeable improvement is often seen after the first day. Experts have said it restores a lost youthfulness to the face and can even give the appearance of having a facelift.

Facial stimulation and massage should become a part of your daily beauty routine during the holidays and everyday. It’s fast, free and easy, yet it yields great results. Try it and you’ll never have a dull face again.

Kamis, 06 Maret 2008

Why You Have Hair Loss as You Age

As you know, most of you at some point will start experiencing hair loss. There are some of you that became bald in your twenties or thirties. But most you, you will lose your hair gradually and then one day you will notice your hair thinning in one area. This occurs because as you age your health deteriorates.

Poor health and hair loss

There are quite a few areas that are related to hair loss. But in general they are all tied together in a fine puzzle. The major reason for hair loss that I discovered was poor health, both physical and psychological. When you are in poor health, you will exhibit numerous symptoms and one that becomes obvious is hair loss.

The extreme poor health condition is when people are subjected to chemotherapy. All of the body systems are poisoned creating massive poor health. All hair is lost.

Hair loss and the endocrine system

Hair loss relates to your body's endocrine system. It is these organs, thyroid, adrenal, thymus, and pancreas that control the function of your body's health by the hormones that they release. One hormone that controls hair loss and hair growth is testosterone.

Hair loss and testosterone

Testosterone is frequently converted to a substance call DHT by a specific enzyme. It is DHT that affects hair growth by disturbing your hair's follicle and destroying it. When the endocrine organs fail to control testosterone there is an excess, much of this excess is converted to DHT.

Women also have testosterone but this is balanced by the high level o estrogen that they have. But when the estrogen balance is upset, women will see hair loss because of more testosterone in their blood.

Diet and hair loss

The food you eat also determines how much testosterone is created in your body. It is important to eat a special type of natural diet to maintain healthy organs that can keep a hormonal balance in your body, so that you have good body health.

When you are not in the best of health and use various types of medication, your hormones are out of balance and your body is in need of nutritional help. It is the vitamins and minerals that help the body rebalance it self, but it is best that these nutrients come from raw food. This is why a colon and blood cleanse is important to do to give your body some help in providing nutrients and giving it a rest from processing heavy foods.

Stress and hair loss

Then there is stress. This is a real hair killer. Stress uses up a lot of your vitamins and minerals. Your body protects you from stress by releasing cortisone and by adjusting your hormone levels to an un-natural condition. Stress creates an imbalance in your hormones and now your hair loss increases and your health starts to deteriorate.

The one thing I realized as I researched why I experience hair loss 15 years ago is that if you seek to improve your health in a natural way, your health gets better and your hair loss stops and maybe you may even grow some hair back.

by: Rudy Silva